Kamis, 10 November 2011

Sosialisasi KB Gencar

CIANJUR—Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur gencar melakukan sosialisasi penyuluhan Keluarga Berencana/KB. Tujuannya tak lain untuk menekan angka kelahiran bayi. Sosialisasi sendiri, dilakukan di Gedung Bale Rancage, kemarin.
Ketua Tim Penggerak PKK Jabar Netty Heryawan mengatakan, penyuluhan KB merupakan rangkaian dari program kesatuan gerak PKK 2011, yang serentak dilakukan pertanggal 31 Oktober lalu. Netty menyebutkan, tujuan dari sosialisasi penyuluhan KB adalah untuk mengubah paradigm masyrakat soal membangun keluarga. Menurutnya, di era globalisasi sekarang ini, tidak hanya cukup dengan membangun tanpa adanya rencana.
“Sekarang itu, harusnya masyarakat harus sadar. Tidak cukup membangun sebuah keluarga tanpa rencana. Membangun keluarga sangat butuh perencanaan. Karena, untuk mengimbangi era globalisasi sekarang ini, pertumbuhan penduduk harus berbanding lurus dengan kualitas SDMnya,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Penggerak PKK Cianjur, Yana Rosdian, memaparkan, pertumbuhan penduduk di Cianjur terbilang cepat dan tidak terkontrol. Pasalnya, tercatat pada 2006 lalu, jumlah penduduk Cianjur mencapai sekitar 2 juta. Pada saat ini (2011), jumlah penduduk tercatat sekitar 2,3 juta.
“Bisa dilihatkan, pertumbuhannya setiap tahun mengalami peningkatan sekitar 50 ribu jiwa. Makanya, kalau tidak ditekan, bagaimana jadinya Cianjur. Mending kalau bayi yang dilahirkannya sehat, kalau tidak, mau jadi apa?” ungkapnya.
Dirinya menegaskan, pemerintah tidak bisa menekan angka kelahiran bayi tanpa dibantu kesadaran dari masyarakat. Kekhawatiran pemerintah adalah banyaknya generasi yang tidak berkualitas, sementara kebutuhan zaman terus mengalami perubahan dan peningkatan.
“Kita tidak bisa langsung melarang, tapi sebaiknya para orang tua harus memiliki rencana yang matang dalam membangun keluarganya. Salah satunya dengan mengikuti KB. Memang, diakui oleh kami, masih ada sebagian masyarakat yang takut akan KB, tapi alasan yang dikemukakan sebagian karena mitos belaka. Kami memiliki kader sekitar 13.000 yang tersebar hampir di setiap kecamatan, konsultasikan terlebih dahulu sebelum memakainya,” paparnya.
Sementara terkait dengan keberadaan program Jaminan Persalinan (Jampersal), dirinya mengakui program tersebut kontardiktif. Akan tetapi, keberadaan program jampersal harus dimaknai secara bijak. Karena program tersebut merupakan program kemanusiaan.
“Bukan untuk mampang-mempeung gratis. Program tersebut diberikan untuk mereka yang membutuhkan. Antisipasi tingginya angka kematian pada ibu melahirkan. Lebih harus dipahami saja kebutuhannya untuk apa serta kesadaran masyarakat yang perlu ditingkatkan,” terangnya.(zul)

10 Khasiat Minum Air Putih

Air dalam tubuh diantaranya berfungsi menjaga kesegaran, membantu pencernaan dan mengeluarkan racun. Namun, tahukah Anda, ternyata banyak manfaat yang direguk dari air putih, selain kesegaran.

Banyak orang yang tidak mengetahui khasiat air selain untuk menghilangkan dahaga saja. Air dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dengan cara yang mudah dan murah. berikut 10 manfaat air putih yang mungkin dapat kita jadikan acuan saat akan mengkonsumsi minuman di luar dari air putih.

1. Memperlancar Sistem Pencernaan
Mengkonsumsi air dalam jumlah cukup setiap hari akan memperlancar sistem pencernaan sehingga kita akan terhindari dari masalah-masalah pencernaan seperti maag ataupun sembelit. Pembakaran kalori juga akan berjalan efisien.

2. Air Putih Membantu Memperlambat Tumbuhnya Zat-Zat Penyebab Kanker, plus mencegah penyakit batu ginjal dan hati. Minum air putih akan membuat tubuh lebih berenergi.

3. Perawatan Kecantikan
Bila kurang minum air putih, tubuh akan menyerap kandungan air dalam kulit sehingga kulit menjadi kering dan berkerut. Selain itu, air putih dapat melindungi kulit dari luar, sekaligus melembabkan dan menyehatkan kulit. Untuk menjaga kecantikan pun, kebersihan tubuh pun harus benar-benar diperhatikan, ditambah lagi minum air putih 8 – 10 gelas sehari.

4. Untuk Kesuburan
Meningkatkan produksi hormon testosteron pada pria serta hormon estrogen pada wanita.
Menurut basil penelitian dari sebuah lembaga riset trombosis di London, Inggris, jika seseorang selalu mandi dengan air dingin maka peredaran darahnya lancar dan tubuh terasa lebih segar dan bugar. Mandi dengan air dingin akan meningkatkan produksi sel darah putih dalam tubuh serta meningkatkan kemampuan seseorang terhadap serangan virus.

Bahkan, mandi dengan air dingin di waktu pagi dapat meningkatkan produksi hormon testosteron pada pria serta hormon estrogen pada wanita. Dengan begitu kesuburan serta kegairahan seksual pun akan meningkat. Selain itu jaringan kulit membaik, kuku lebih sehat dan kuat, tak mudah retak. Nah, buat yang malas mandi pagi atau bahkan malas mandi harus mulai dirubah tuh kebiasaannya…

5. Menyehatkan Jantung
Air juga diyakini dapat ikut menyembuhkan penyakit jantung, rematik, kerusakan kulit, penyakit saluran papas, usus, dan penyakit kewanitaan. Bahkan saat ini cukup banyak pengobatan altenatif yang memanfaatkan kemanjuran air putih.

6. Sebagai Obat Stroke
Air panas tak hanya digunakan untuk mengobati berbagai penyakit kulit, tapi juga efektif untuk mengobati lumpuh, seperti karena stroke. Sebab, air tersebut dapat membantu memperkuat kembali otot-otot dan ligamen serta memperlancar sistem peredaran darah dan sistem pernapasan.

Efek panas menyebabkan pelebaran pembuluh darah, meningkatkan sirkulasi darah dan oksigenisasi jaringan, sehingga mencegah kekakuan otot, menghilangkan rasa nyeri serta menenangkan pikiran. Kandungan ion-ion terutama khlor, magnesium, hidrogen karbonat dan sulfat dalam air panas, membantu pelebaran pembuluh darah sehingga meningkatkan sirkulasi darah. Selain itu pH airnya mampu mensterilkan kulit.

7. Efek Relaksasi
Cobalah berdiri di bawah shower dan rasakan efeknya di tubuh. Pancuran air yang jatuh ke tubuh terasa seperti pijatan dan mampu menghilangkan rasa capek karena terasa seperti dipijat. Sejumlah pakar pengobatan alternatif mengatakan, bahwa bersentuhan dengan air mancur, berjalan-jalan di sekitar air terjun, atau sungai dan taman dengan banyak pancuran, akan memperoleh khasiat ion-ion negatif. Ion-ion negatif yang timbul karena butiran-butiran air yang berbenturan itu bisa meredakan rasa sakit, menetralkan racun, memerangi penyakit, serta membantu menyerap dan memanfaatkan oksigen. Ion negatif dalam aliran darah akan mempercepat pengiriman oksigen ke dalam sel dan jaringan.
Bukan itu saja jika mengalami ketegangan otot dapat dilegakan dengan mandi air hangat bersuhu sekitar 37 derajat C. Selagi kaki terasa pegal kita sering dianjurkan untuk merendam kaki dengan air hangat dicampur sedikit garam. Nah, jika memilik shower di rumah cobalah mandi dan nikmati hasilnya. Konon, shower juga menghasilkan ion negatif.

8. Menguruskan Badan
Air putih juga bersifat menghilangkan kotoran-kotoran dalam tubuh yang akan lebih cepat keluar lewat urine. Bagi yang ingin menguruskan badan pun, minum air hangat sebelum makan (sehingga merasa agak kenyang) merupakan satu cara untuk mengurangi jumlah makanan yang masuk. Apalagi air tidak mengandung kalori, gula, ataupun lemak. Namun yang terbaik adalah minum air putih pada suhu sedang, tidak terlalu panas, dan tidak terlalu dingin. Mau kurus?, minum air putih saja.

9. Tubuh Lebih Bugar
Khasiat air tak hanya untuk membersihkan tubuh saja tapi juga sebagai zat yang sangat diperlukan tubuh. Kita mungkin lebih dapat bertahan kekurangan makan beberapa hari ketimbang kurang air. Sebab, air merupakan bagian terbesar dalam komposisi tubuh manusia.

10. Penyeimbang tubuh .
Jumlah air yang menurun dalam tubuh, fungsi organ-organ tubuh juga akan menurun dan lebih mudah terganggu oleh bakteri, virus. Namun, tubuh manusia mempunyai mekanisme dalam mempertahankan keseimbangan asupan air yang masuk dan yang dikeluarkan. Rasa haus pada setiap orang merupakan mekanisme normal dalam mempertahankan asupan air dalam tubuh. Air yang dibutuhkan tubuh kira-kira 2-2,5 l (8 – 10 gelas) per hari. Jumlah kebutuhan air ini sudah termasuk asupan air dari makanan (seperti dari kuah sup, soto), minuman seperti susu, teh, kopi, sirup. Selain itu, asupan air juga diperoleh dari hasil metabolisme makanan yang dikonsumsi dan metabolisme jaringan di dalam tubuh.

Nah, air juga dikeluarkan tubuh melalui air seni dan keringat. Jumlah air yang dikeluarkan tubuh melalui air seni sekitar 1 liter per hari. Kalau jumlah tinja yang dikeluarkan pada orang sehat sekitar 50 – 400 g/hari, kandungan aimya sekitar 60 – 90 % bobot tinja atau sekitar 50 – 60 ml air sehari.

Sedangkan, air yang terbuang melalui keringat dan saluran napas dalam sehari maksimum 1 liter, tergantung suhu udara sekitar. Belum lagi faktor pengeluaran air melalui pernapasan. Seseorang yang mengalami demam, kandungan air dalam napasnya akan meningkat. Sebaliknya, jumlah air yang dihirup melalui napas berkurang akibat rendahnya kelembapan udara di sekitarnya.

Tubuh akan menurun kondisinya bila kadar air menurun dan kita tidak segera memenuhi kebutuhan air tubuh tersebut. Kardiolog dari AS, Dr James M. Rippe memberi saran untuk minum air paling sedikit seliter lebih banyak dari apa yang dibutuhkan rasa haus kita. Pasalnya, kehilangan 4% cairan saja akan mengakibatkan penurunan kinerja kita sebanyak 22 %! Bisa dimengerti bila kehilangan 7%, kita akan mulai merasa lemah dan lesu.

Asal tahu saja, aktivitas makin banyak maka makin banyak pula air yang terkuras dari tubuh. Untuk itu, pakar kesehatan mengingatkan agar jangan hanya minum bila terasa haus Kebiasaan banyak minum, apakah sedang haus atau tidak, merupakan kebiasaan sehat!

Jika berada di ruang ber-AC, dianjurkan untuk minum lebih banyak karena udara yang dingin dan tubuh cepat mengalami dehidrasi. Banyak minum juga akan membantu kulit tidak cepat kering. Di ruang yang suhunya tidak tetap pun dianjurkan untuk membiasakan minum meski tidak terasa haus untuk menyeimbangkan suhu.

Minggu, 06 November 2011

Rakor Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan Provinsi Jawa Barat


Bandung – Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat berkoordinasi menghadapi ledakan penduduk. Persoalan saat ini bukan sekadar mengejar akseptor untuk menahan laju pertumbuhan penduduk, tapi memberikan pemahaman tentang masalah yang akan dihadapi. “Pembiaran masalah ledakan penduduk, sesungguhnya kita telah melakukan ecological suicide. Manusia adalah penghasil sampah dan penduduk yang banyak berbanding dengan sampah yang kian menumpuk. Artinya kerusakan lingkungan. Itu hanya salah satu dari sekian banyak masalah yang diakibatkan oleh ledakan penduduk,” ujar Ketua Tim Penggerak Program Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jawa Barat Netty Prasetiyani Heryawan pada rapat koordinasi Kesatuan Gerak PKK KB Kesehatan Provinsi Jawa Barat di kantor Sekretariat TP PKK Provinsi Jabar Kota Bandung, Sabtu (29/10/2011).

Masalah berikutnya dari ledakan penduduk, lanjut Netty, adalah masalah sosial. Karena itu, pola pikir mengejar akseptor kepada masyarakat sudah harus diubah. Saat ini, sebaiknya masyarakat diberikan pemahaman soal masalah yang akan dihadapi ketika ledakan penduduk terjadi. Misalnya, ledakan penduduk berimplikasi pada ketersediaan lapangan pekerjaan.

“Paradigma sebelumnya, kita dihadapkan pada persoalan kependudukan untuk mengejar akseptor. Tetapi sekarang kita harus sambil mengedukasi masyarakat terkait masalah-masalah yang akan dihadapi kalau terjadi ledakan penduduk. Bagaimana kelak kita tidak hanya bertambah penduduk, tetapi meningkatkan kualitasnya,” ujarnya.

ASI Eksklusif Penting untuk Cegah Campak dan Polio


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif selama enam bulan bisa memberi kekebalan tubuh bayi dari beberapa penyakit. Termasuk diantaranya penyakit campak dan polio.

''ASI eksklusif penting untuk mencegah baik polio dan campak,'' ujar Sekretaris Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Soedjatmiko di Jakarta, Ahad (25/9).

Ia memaparkan, pencegahan kedua jenis penyakit yang berbahaya bagi anak ini diakui tidak hanya melalui imunisasi saja. Tapi pemberian ASI eksklusif bisa menambah perlindungan bagi bayi. Karena itu, ibu yang melahirkan harus memberikan ASI eksklusif, kecuali ibu yang tidak bisa menyusui karena indikasi medis.

Menurut Soedjatmiko, anggapan masyarakat selama ini bahwa penyakit campak tak berbahaya adalah salah. ''Penyakit campak sangat berbahaya,'' tegasnya.

Pada kasus campak berat bisa menyebabkan kematian. Dan jika campak mengenai saraf otak, maka akan menyebabkan kecacatan seumur hidup.

Begitu juga dengan penyakit polio yang mudah menular. Penyakit yang masuk melalui saluran pencernaan ini menyerang sel saraf. ''Jika menyerang saraf pernafasan, akan meninggal karena tidak bisa bernafas,'' jelas Soedjatmiko.

Pada banyak kasus, polio menyerang saraf bergerak sehingga menyebabkan kaki dan tangan lumpuh.

Posyandu Kubu Raya Terbaik Nasional


Sungai Raya – Kualitas masyarakat Kabupaten Kubu Raya kembali teruji secara kualitas tingkat nasional. Kali ini posyandu di Desa PAL IX, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya menjadi terbaik tingkat nasional berdasarkan penilaian Palang Merah Indonesia (PMI) bersama PT Astra Internasional.

Penilaian tersebut dilakukan secara spontan berdasarkan survei yang dilakukan PT Astra bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan.

“Hari Minggu kemarin, kader ‘Posyandu (Pusat Pelayanan Terpadu) Sehat Cerdas’ kita menerima penghargaan itu di Jakarta,” kata Normawati selaku pembina Posyandu Sehat Cerdas, Desa Pal IX kepada wartawan di Sungai Raya, kemarin.

Menurutnya, penilaian yang dilakukan PT Astra Internasional mengacu pada proses pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, keaktifan kader posyandu, dan peran masyarakat setempat.

“Kita tidak menyangka kalau posyandu yang kita bina bisa meraih penghargaan tersebut, yang jelas ini menjadi suatu kebanggaan bagi kita dan masyarakat Kubu Raya umumnya karena mendapatkan penilaian sebagai posyandu terbaik tingkat nasional,” tuturnya.

Wati mengatakan, penilaian oleh tim PT Astra dilakukan bersama BKKBN, Dinas Kesehatan dan beberapa pihak terkait lainnya pada awal bulan Oktober lalu. Sedangkan untuk pengumuman pemenangnya dilakukan pada Minggu malam kemarin.

“Kalau tidak salah saya ada sekitar sebelas penghargaan yang diberikan oleh PT Astra dan PMI dalam kegiatan tersebut, dan Alhamdulillah (Puji Tuhan) Kubu Raya mendapatkan penilaian sebagai posyandu terbaik se-Indonesia,” ungkapnya.

Dia menjelaskan bidang kesehatan, kepedulian Astra difokuskan pada program Kesehatan Ibu dan Anak dengan menggelar Lomba Posyandu Binaan Grup Astra tingkat nasional yang diselenggarakan bulan September-Oktober 2011.

Berdasarkan hasil penilaian tim juri yang terdiri dari Kementerian Kesehatan RI dan praktisi kesehatan, terpilih sebanyak 21 posyandu binaan Grup Astra di seluruh Indonesia setelah mengikuti seleksi keluar empat posyandu terbaik.

Penghargaan yang diberikan kepada empat posyandu terbaik yakni, Juara I mendapatkan dana pembinaan sebesar Rp50 juta dari Posyandu Sehat Cerdas, Desa PAL IX, Kecamatan Sungai Kakap, Juara II mendapatkan dana pembinaan sebesar Rp30 juta dari Posyandu Wijaya Kusuma IA, Tanjung Morawa, Sumatra Utara, Juara III mendapatkan dana pembinaan senilai Rp15 juta dari Posyandu Banjar Taman, Sanur, Denpasar, Bali dan Juara Harapan mendapatkan dana pembinaan senilai Rp3 juta dari Posyandu Flamboyan 7, Cikarang Barat, Jawa Barat.

Dengan diraihnya penghargaan tersebut Normawati mengharapkan posyandu Sehat Cerdas bisa menjadi percontohan bagi posyandu lainnya baik yang ada di Kabupaten Kubu Raya, maupun Kalbar dan Indonesia khususnya.

Dia menyatakan, peran posyandu sangat penting dalam melahirkan generasi penerus bangsa yang sehat, aktif dan cerdas.

“Kita sangat bersyukur masyarakat yang ada di Desa Pal IX sangat tinggi sehingga Posyandu Sehat Cerdas ini bisa memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar,” pungkasnya. (oen)

Sabtu, 05 November 2011

KADER DAN POSYANDU (POS PELAYANAN TERPADU)


Dr. Suparyanto, M.Kes

A. PENGERTIAN

Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program kb dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu , hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di posyandu tersebut masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama (Depkes RI, 1990).
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari keluarga berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana


TUJUAN PENYELENGGARA POSYANDU

Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu ( ibu hamil, melahirkan dan nifas)
Membudayakan NKKBS.
Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB berta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.


PENGELOLA POSYANDU.

Penanggungjawab umum : kades/lurah
Penggungjawab operasional : tokoh masyarakat
Ketua pelaksana : ketua tim penggerak PKK
Sekretaris : ketua pokja iv kelurahan/desa
Pelaksana: kader Posyandu, yang dibantu petugas KB-KES (Puskesmas).


KEGIATAN / PROGRAM POKOK POSYANDU :

KIA
KB
lmunisasi.
Gizi.
Penggulangan diare.



PEMBENTUKAN POSYANDU.

Langkah – langkah pembentukan:

Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan.
Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader Posyandu di bawah bimbingan teknis unsur kesehatan dan KB .
Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri, sarana dan prasarana posyandu, biaya posyandu
Pemilihan kader posyandu.
Pelatihan kader posyandu.
Pembinaan.


F. KRITERIA PEMBENTUKAN LOKASI POSYANDU.

Pembentukan posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan puskesmas agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai sedangkan satu posyandu melayani 100 balita.


KRITERIA KADER POSYANDU :

Dapat membaca dan menulis.
Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.
Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat.
Mempunyai waktu yang cukup.
Bertempat tinggal di wilayah posyandu.
Berpenampilan ramah dan simpatik.
Diterima masyarakat setempat.


PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU.

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh kader, tim penggerak PKK desa/kelurahan serta petugas kesehatan dari puskesmas, dilakukan pelayanan masyarakat dengan system 5 meja yaitu :

meja 1 : pendaftaran.
meja 2 : penimbangan
meja 3 : pengisian kms
meja 4 : penyuluhan perorangan berdasarkan kms.
meja 5 : pelayanan KB dan; Kesehatan

Pelayanan di meja 5 berupa:

Imunisasi
Pemberian vitamin a dosis tinggi berupa obat tetes ke mulut tiap bulan februari dan agustus.
Pembagian pil atau kondom
Pengobatan ringan.
Konsultasi KB-kesehatan

Petugas pada meja 1 s/d 4 dilaksanakan oleh kader Posyandu sedangkan meja 5 merupakan meja pelayanan (kader, jurim, bindes, perawat dan petugas KB).


SASARAN POSYANDU :

Bayi/balita.
Ibu hamil/ibu menyusui.
WUS dan PUS.


PELAYANAN DI POSYANDU

Kesehatan ibu dan anak :1. Pemberian pil tambah darah (ibu hamil),2. Pemberian vitamin a dosis tinggi ( bulan vitamin a pada bulan februarii dan agustus), 3. PMT, 4. Imunisasi.,5. Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu kms setiap bulan.
Keluarga berencana, pembagian pil KB dan kondom.
Pemberian oralit dan pengobatan.
Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja 4 dengan materi dasar dari kms baita dan ibu hamil. keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN

S : semua balita diwilayah kerja posyandu.
K : semua balita yang memiliki KMS.
D : balita yang ditimbang.
N : balita yang naik berat badannya.


.KEBERHASILAN POSYANDU BERDASARKAN :

Baik/kurangnya peran serta masyarakat: indikatornya D/S
Berhasil tidaknya program posyandu: indikatornya N/D

.DANA
• Dana pelaksanaan posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan dana sehat.

.SISTEM INFORMASI POSYANDU (SIP)

Sistem informasi posyandu adalah rangkaian kegiatan untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna dan tepat waktu bagi pengelola posyandu. oleh sebab itu sistem informasi posyandu merupakan bagian penting dari pembinaan posyandu secara keseluruhan. konkritnya, pembinaan akan lebih terarah apabila di dasarkan pada informasi yang lengkap, akurat dan aktual. dengan kata lain pembinaan merupakan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi karena didasarkan pada informasi yang tepat, baik dalam lingkup terbatas maupun lingkup yang lebih luas.


MEKANISME OPERASIONAL SIP

Pemerintah desa/kelurahan bertanggung jawab atas tersediannya data dan informasi posyandu.
Pengumpul data dan informasi adalah tim penggerak pkk dengan menggunakan instrumen :

catatan ibu hamil, kelahiran /kematian dan nifas oleh ketua kelompok dasa wisma (kader PKK) .
register bayi dalam wilayah kerja posyandu bulan januari s/d desember.
register anak balita dalam wilayah kerja posyandu bulan januari s/d desember.
register wus- pus alam wilayah ketiga posyandu bulan januari s/d desember.
register ibu hamil dalam wilayah kerja posyandu bulan januari s/d desember.
data pengunjung petugas posyandu, kelahiran dan kematian bayi dan kematian ibu hamil melahirkan dan nifas.
data hasil kegiatan posyandu.

catatan : Instrumen/format SIP diatas oleh kader posyandu dengan bimbingan teknis dari petugas kesehatan/PLKB


Tim Penggerak PKK desa/kelurahan bertanggungjawab dalam hal :

Menghimpun data dan informasi dari seluruh posyandu yang ada dalam wilayah desa/kelurahan.
Menyimpulkan seluruh data dan informasi.
Menyusun data dan informasi sebagai bahan pertemuan ditingkat kecamatan (rakorbang).
Puskesmas, PPLKB, kaurbang mengambil data dari desa untuk dianalisis dan kemudian menjadi bahan rakor posyandu di tingkat kecamatan.
Hasil analisis digunakan sebagai bahan menyusunan rencana pembinaan. masalah-masalah yang dapat diatasi oleh pemerintah tingkat kecamatan segera diambil langkah pemecahannya sedangkan yang tidak dapat dipecahkan dilaporkan ke tingkat kabupaten/kotamadya sebagai bahan rakorbang tingkat ll.


STRATA POSYANDU

Strata posyandu dikelompokkan menjadi 4 :

1. Posyandu pratama :

Belum mantap.
Kegiatan belum rutin.
Kader terbatas.

2. Posyandu madya :

Kegiatan lebih teratur
Jumlah kader 5 orang

3. Posyandu purnama :

Kegiatan sudah teratur.
Cakupan program/kegiatannya baik.
Jumlah kader 5 orang
Mempunyai program tambahan

4. Posyandu mandiri :

Kegiatan secara terahir dan mantap
Cakupan program/kegiatan baik.
Memiliki dana sehat dan jpkm yang mantap.

Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu jenjang antar strata posyandu adalah :

Jumlah buka posyandu pertahun.
Jumlah kader yang bertugas.
Cakupan kegiatan.
Program tambahan.
Dana sehat/JPKM

Posyandu akan mencapai strata posyandu mandiri sangat tergantung kepada kemampuan, keterampilan diiringi rasa memiliki serta tanggungjawab kader pkk, lpm sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai dari pendukung posyandu.

KADER POSYANDU

1. Pengertian

Kader kesehatan dinamakan juga promotor kesehatan desa (prokes) adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh dari masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat.
Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat Depkes RI memberikan batasan kader: “Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela”. (Zulkifli, 2003)
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat, serta bekerja di tempat yang dekat dengan pemberian pelayanan kesehatan. (Syafrudin, dan Hamidah, 2006)
Kader kesehatan adalah adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat. Dalam hal ini kader disebut juga sebagai penggerak atau promoter kesehatan. (Yulifah, R. dan Yuswanto, TJA. 2005)


2. Tugas kader Posyandu.

1). Persiapan hari buka posyandu.

Menyiapkan alat dan bahan, yaitu : alat penimbangan bayi, KMS, alat pengukur LILA, alat peraga dll
Mengundang dan menggerakkan masyarakatuntuk datang ke posyandu
Menghubungi pokja posyandu, yaitu menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor desa
Melaksanakan pembagian tugas, yaitu menentukan pembagian tugas diantara kader posyandu baik untuk persiapan maupun pelaksanaan kegiatan


2). Melaksanakan pelayanan 5 meja.

Meja 1: Pendaftaran bayi, balita, bumil, menyusui dan PUS.
Meja 2: Penimbangan balita dan mencatat hasil penimbangan
Meja 3: Mengisi buku KIA / KMS
Meja 4:1. Menjelaskan data KIA / KMS berdasarkan hasil timbang,2. Menilai perkembangan balita sesuai umur berdasarkan buku KIA. Jika ditemukan keterlambatan, kader mengajarkan ibu untuk memberikan rangsangan dirumah,3. Memberikan penyuluhan sesuai dengn kondisi pada saat itu,4. Memberikan rujukan ke Puskesmas, apabila diperlukan

Meja 5: Bukan merupakan tugas kader, melainkan pelayanan sector yang dilakukan oleh petugas kesehatan, PLKB, PPL, antara lain :1. Pelayanan imunisasi,2. Pelayanan KB,3. Pemeriksaan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui,4. Pemberian Fe / pil tambah darah, vitamin A (kader dapat membantu pemberiannya), kapsul yodium dan obat-obatan lainnya

Untuk meja 1-4 dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja 5 dilaksanakan oleh petugas kesehatan diantaranya dokter, bidan, perawat, juru imunisasi dan sebagainya. (Dinkes jawa timur, 2005)


3). Tugas kader setelah hari buka posyandu.

Memindahkan catatan dalam KMS ke dalam buku register atau buku bantu kader
Mengevaluasi hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan dari posyandu yang akan datang
Melaksanakan penyuluhan kelompok (kelompok dasa wisma)
Melakukan kunjungan rumah (penyuluhan perorangan) bagi sasaran posyandu yng bermasalah antara lain :

Tidak berkunjung ke posyandu karena sakit
Berat badan balita tetap Selama 2 bulan berturut turut
Tidak melaksanakan KB padahal sangat perlu
Anggota keluarga sering terkena penyakit menular (Dinkes jawa timur, 2005)

Hal-hal yang boleh dilakukan kader dalam deteksi dini tumbuh kembang anak / balita antara lain :

Penimbangan berat badan
Pengukuran tinggi badan
Pengukuran lingkar kepala
Pengukuran lingkar lengan

Adapun 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya dan tidak boleh dilakukan kader, antara lain :

Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui / menemukan status gizi kurang atau buruk dan mikrosefali
Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar
Deteksidini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah mental emosional, autism dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (Depkes RI, 2005)

Jumat, 04 November 2011

Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu

Sejak terjadinya krisis kegiatan Posyandu juga ikut menurun, oleh karena itu untuk meningkatkan kegiatan Posyandu kembali telah diterbitkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor :411.3/536/SJ tanggal 3 Maret 1999 tentang Revitalisasi Posyandu. Tetapi dalam pelaksanaannya dan menghadapi era otonomi dan desentralisasi dianggap penting bahwa pedoman tersebut perlu diperbarui dan disesuaikan dengan tuntutan perkembangan. Oleh karena itu telah diterbitkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor :411.3/1116/SJ tanggal 13 Juni 2001 tentang Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu yang ditujukan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota di seluruh Indonesia, yang merupakan pembaharuan atau surat edaran Menteri Dalam Negeri yang lalu.

Surat edaran tersebut diharapkan dapat dijadaikan acuan bersama dalam upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar dan peningkatan status gizi masyarakat melalui Posyandu dimasa yang mendatang dengan semangat kebersamaan dan keterpaduan sesuai dengan fungsi masing-masing. Revitalisasi Posyandu ini dititik beratkan pada strategi pendekatan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat dengan akses kepada modal social budaya masyarakat yang didasarkan atas nilai-nilai tradisi gotong royong yang telah mengakar didalam kehidupan masyarakat menuju kemandirian dan keswadayaan masyarakat. Ada 6 point dalam surat edaran tersebut untuk meningkatkan kegiatan Posyandu dan juga dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah yaitu :

Posyandu merupakan upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar dan peningkatan status gizi masyarakat.
Posyandu mampu berperan sebagai wadah pelayanan kesehatan dasar berbasis masyarakat.
Pelaksanaan Posyandu perlu dihimpun seluruh kekuatan masyarakat agar berperan serta secara aktif sesuai dengan kemampuannya.
Posyandu perlu dilanjutkan sebagai upaya investasi pembangunan sumber daya manusia yang dilaksanakan secara merata.
Pemerintah daerah untuk mensosialisasikan dan mengkoordinasikan pelaksanaannya dengan melibatkan peran masyarakat (LSM, ormas, sektor swasta, dunia usaha, lembaga/negara donor dll).
Pedoman ini dapat dipergunakan sebagai bahan acuan dalam melaksanakan revitalisasi Posyandu yang secara teknis masing-masing daerah dapat menyesuaikan.

Rachmat Sentika dan Masa Depan Posyandu


Jumlah anak balita di Indonesia yang menderita gizi buruk meningkat dari 1,8 juta jiwa pada tahun 2005 menjadi 2,3 juta jiwa pada tahun 2006. Pernyataan dr Rachmat Sentika (60) yang mengutip laporan Unicef itu mengejutkan banyak pihak.

“Situasi ini kalau dibiarkan akan menyebabkan hilangnya satu generasi. Penderita gizi buruk akan mengalami bodoh permanen,” ujar Rachmat Sentika, dokter Puskesmas Teladan 1985 dan konseptor pos pelayanan terpadu atau posyandu ini.

Kegelisahan Rachmat Sentika ini wajar. Ia menilai, salah satu penyebab meningkatnya jumlah anak balita bergizi buruk karena posyandu tidak diaktifkan lagi sebagai ujung tombak layanan kesehatan dasar masyarakat hingga ke pelosok desa.

“Tiga tahun terakhir ini tak ada lagi dokter yang bertugas di puskesmas akibat kebijakan yang menghapuskan kewajiban dokter lulusan baru bertugas di puskesmas,” ungkap Rachmat Sentika di kantornya di kawasan Cibubur, Kota Depok.

Rachmat Sentika yang saat ini menjabat selaku Kepala Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Pramuka (Buperta) ini sejak duduk di bangku SMP Negeri 2 Bandung (1968-1971) sudah menjadi anggota pramuka.

Pada tahun 1971, Rachmat terpilih sebagai peserta Jambore Dunia Ke-13 di Jepang. “Sejak itulah saya berjanji, sekali pramuka tetap pramuka,” katanya.
Bagi pria kelahiran Sukabumi, 9 Februari 1956 ini, Trisatya dan Dasadharma selalu terngiang, yaitu menjalankan kewajiban kepada negara, menolong sesama, dan ikut serta membangun masyarakat. “Menolong sesama hidup, dedicatio pro humanitas. Prinsip itu menjadi darah daging dan napas sehari-hari,” ujarnya.

Sebagian besar hidupnya memang didedikasikan untuk kemanusiaan, dari anak, generasi muda, sampai kaum perempuan.
Setelah lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung pada tahun 1982, Rachmat menjadi dokter puskesmas di Kecamatan Pamanukan, Kabupaten Subang, Jabar. Baru enam bulan, dia dipindahkan menjadi Kepala Puskesmas Pagaden, Subang.

Saat itu, pemerintah melalui BKKBN yang dipimpin Haryono Suyono sedang gencar melaksanakan Safari Keluarga Berencana berupa program lintas operasi peningkatan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim. “Waktu itu masyarakat dipaksa menggunakan IUD dan spiral. Ini menggetarkan jiwa saya karena saya menolak cara-cara pemaksaan seperti itu,” ungkapnya.

Berbekal pengalamannya sebagai petugas lapangan KB Kota Bandung ketika masih mahasiswa, Rachmat menawarkan strategi baru, yaitu strategi keterpaduan dengan prinsip six to one dan one for all. Artinya, enam kegiatan menjadi satu dan satu kegiatan untuk semua.

Enam kegiatan itu adalah Keluarga Berencana (KB), penimbangan anak balita, imunisasi, penanggulangan diare, kesehatan ibu dan anak, dan penyuluhan kesehatan. Semuanya disatukan dalam pos pelayanan terpadu atau posyandu di tingkat rukun warga atau dusun.

Ketika bertugas di Puskesmas Pagaden, Subang, 1982-1983, Rachmat memiliki empat tim yang memperkenalkan KB, imunisasi, dan pemeriksaan ibu hamil, yang dilakukan seminggu empat kali.

Dalam sebulan, pihaknya mengoperasikan 64 posyandu di satu kecamatan. Satu posyandu dimanfaatkan untuk semua sasaran, dari bayi, anak balita, ibu hamil, ibu menyusui, sampai pasangan usia subur. Ini dilakukan kerja sama dengan PKK, kepala desa, dan camat,” paparnya.

Dengan pola keterpaduan di tingkat kecamatan dan desa, semua teknologi kesehatan yang dapat dilakukan masyarakat diserahkan dan dikelola sendiri oleh masyarakat. Puskesmas sebagai perpanjangan tangan dinas kesehatan menyalurkan sarana dan prasarana yang diperlukan seperti Kartu Menuju Sehat (KMS), dacin, atau timbangan.

Dengan cara ini pula, 90 persen pasangan usia subur menjadi akseptor KB tanpa paksaan, 90 persen ibu hamil diperiksakan kehamilannya oleh tenaga medis sebulan sekali. Setiap anak balita mempunyai KMS dan ditimbang rutin, kenaikan badannya dipantau. Semua kasus, termasuk gizi rendah, langsung dapat dengan cepat diatasi.

Keberhasilan ini membuat Kecamatan Pagaden mendapat penghargaan dan Rachmat Sentika meraih penghargaan sebagai Dokter Puskesmas Teladan Tingkat Nasional. Konsep ini kemudian diadopsi oleh Gubernur Jabar Aang Kunaefi tahun 1983, menjadi Gerakan Hidup Sehat.

Tingkat nasional
Pada 12 November 1984, konsep ini diadopsi ke tingkat nasional menjadi Gerakan Keterpaduan KB Kesehatan oleh Ny Soepardjo Roestam, Menkes Adhyatma, dan Ketua BKKBN Haryono Suyono.
Posyandu dikembangkan ke seluruh pelosok Nusantara. Rachmat Sentika diangkat menjadi konsultan domestik Direktorat Peran Serta Masyarakat Departemen Kesehatan. Pada 1984, semua provinsi di Indonesia sudah membuat posyandu.

Berkat menasionalkan posyandu, Ny Soepardjo Roestam mendapat penghargaan internasional dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), UNDP, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa karena dinilai berhasil mengembangkan preliminary health care atau persiapan perawatan kesehatan.

Rachmat mendapat penghargaan menyelesaikan program studi spesialis anak tanpa harus menyelesaikan wajib kerja sarjana 5 tahun. Waktu itu dia sempat mengikuti selama 3 tahun 2 bulan. Tahun 1986, Rachmat masuk Pendidikan Dokter Spesialis Anak Fakultas Kedokteran Unpad dan lulus tahun 1990.

Rachmat memprakarsai pemberian vitamin dan protein pada tepung terigu untuk meningkatkan gizi masyarakat mengingat sebagian besar penduduk mengonsumsi tepung. Ia juga menggagas asuransi kesehatan dengan sistem jaminan pendidikan kesehatan masyarakat.

Suami dari Ir Lia Rachmalia dan ayah dari dua putri ini tumbuh menjadi tokoh pemuda, aktif di AMPI dan Pemuda Panca Marga Jawa Barat.
Berkat prestasinya sebagai tokoh pemuda, Rachmat Sentika terpilih sebagai anggota DPR dari Fraksi Golkar untuk daerah pemilihan Jawa Barat, untuk periode 1992-1997 dan 1997-1999.

Dia juga mengembangkan dialog antaranggota parlemen yang berprofesi dokter dan tenaga medis di seluruh dunia.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan